Nahberikut ini adalah beberapa tembang masa kecil itu.1. Gundul Gundul PaculGundul-gundul paculcul gembelenganNyunggi-nyunggi wakulkul gembelenganWakul ngglimpang segane dadi sak latarWakul ngglimpang segane dadi sak latar2. Sluku Sluku BathokSluku-sluku bathokBathoke ela-eloSi Rama menyang SoloOleh-olehe payung muthoMak jenthit lolo lo
May 9, 2021 Beberapa waktu lalu, saya mendengarkan sebuah tembang/ lagu yang bisa jadi hanya dikenal oleh anak-anak tahun 70-80an. Satu lagu dolanan yang dinyanyikan sembari bermain bersama dengan teman sejawat. Syair dari lagu dolanan ini sebetulnya memiliki makna yang cukup dalam atau mengandung filosofi kehidupan mengenai manajemen konflik. Bagaimana bisa sebuah lagu dolanan memiliki filosofi akan kehidupan? dan siapa sebenarnya pencipta lagu dolanan tersebut? Saya coba utarakan dalam tulisan berikut, dengan mengambil dari beberapa sumber lagu yang saya coba susun ulang agar syair lagu benar-benar lengkap. E Dayohe Teko Lagu “E Dayohe Teko” konon diciptakan oleh Prabu Djoyoboyo yg terkenal dengan keahlian dalam meramal. Ada sebuah video yang sangat rinci menjelaskan tentang lagu ini, bahkan syair lagu ini ditulis dalam huruf Jawa Kuno. Silahkan cek di sini. Makna dibalik Lagu “E Dayohe Teko” Karya Djoyoboyo – Jabalahad TV Syair Lagu “E Dayohe Teko” Syair lagu “E Dayohe Teko” yang saya susun ulang berdasarkan beberapa sumber yang saya peroleh seperti berikut E dayohe tekoE gelarno klosoE klosone bedahE tambelen jadahE jadahe mambuE pakakno asuE asune matiE buak neng kaliE kaline banjirE kelek no pinggirE pinggire yo santerE centelno pagerE pagere ambrukE mergo tak tubrukE sopo sek nubruk E sek nubruk Asu Dari syair lagu ini sebetulnya bisa dimengerti oleh orang Jawa lantaran menggunakan bahasa Jawa Ngoko atau bahasa percakapan pada umumnya. Selanjutnya, apa saja makna atau filosofi yang tersirat dalam lagu dolanan ini. Berikut sedikit pengertian dari saya. Manajemen Konflik Lagu E Dayohe Teko’ memiliki makna mengenai manajemen konflik atau bagaimana cara yang tepat dalam menghadapi berbagai konflik/ masalah kehidupan. Bait pertama merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam ungkapan E.., Ealah, E iki piye, dan sebagainya. Sedangkan bait kedua merupakan solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi. Satu point utama adalah pada saat mengambil sebuah solusi hendaknya solusi tersebut harus tepat dan benar-benar menyelesaikan permasalahan agar tidak menimbulkan permasalahan baru. Dalam lagu ini solusi yang dicontohkan jika kita mengambil solusi yang tidak tepat, maka akan menyebabkan masalah lain. Masalah baru yang muncul kemudian dicoba untuk diselesaikan dengan solusi berikutnya yang menemukan pengaruh terhadap kondisi yang ada. Hingga di akhir lagu menjelaskan bahwa sumber masalah di kehidupan kita, adalah diri kita sendiri. Baik karena tidak bisa mengambil solusi yang tepat, tidak menghiraukan pendapat orang lain, tidak mau mempelajari kondisi sekitar, tidak mau mencari alternatif literasi, keegoisan, tingkat emosi, dan hal-hal lain yang melandasi diri kita menjalani fase permasalahan kehidupan. Pilihlah solusi yang tepat untuk satu permasalahan dan selesaikan setiap masalah dengan tuntas. Permasalahan hidup antara yang satu dengan yang lain tidak lah sama karena beberapa faktor baik karena usia, tingkat pendidikan, keterlibatan keluarga, atau karakter yang dimiliki. Orang-orang yang usianya sudah lebih tua, tentu sudah banyak makan asam garam kehidupan. Karena sudah lebih dulu melampui kehidupan dibanding orang-orang sesudahnya. Sehingga bisa jadi para orang tua dalam menyikapi permasalahan lebih bijak. Manajemen konflik yang tersirat dalam lagu dolanan E Dayohe Teko’ adalah bagaimana kita ketika mendapatkan masalah, kita harus menemukan solusi dari masalah tersebut agar terselesaikan. Dan yang paling penting adalah tanggung jawab kita berperan dalam menyelesaikan yang mungkin kita-lah sumber masalah tersebut. Ei., dayohe teko, Ei.., jerengno kloso, Ei.., klosone bedah, Ei.., tambalen jadah,Ei.., jadahe mambu, Ei.., pakakno asu,Ei.., asune mati, Ei.., guwangen kali,

Menyelesaikanmasalah dengan melahirkan masalah baru. EDayohe teko/tamunya datang (ada masalah) . karena bingung langsung disambut dengan grusah-grusuh, digelarkan kloso (diselesaikan secara sektoral), eh ternyata "kloso"nya bedah, langsung diputusakn untuk ditambal dengan"jadah" (tanpa diskusi dengan bidang lainnya).

Edayohe teko E dayohe teko E gelarno kloso E klosone bedah E tembelen jadah E jadahe mambu E pakakno asu E asune mati E buak en kali E kaline banjir E buak en pinggir Terjemahan: E tamunya datang E tamunya datang E gelarkan tikar E tikarnya robek E tambalkan jadah E jadahnya bau E kasihkan anjing E anjingnya mati E buang ke sungai Padawaktu dulu masih kecil kita sering menyanyikan lagu-lagu atau tembang dolanan, atau tembang lain yang tiba-tiba kita hapal karena kita nyanyikan tiap hari dan menjadi bagian dari permainan kita. Nah berikut ini adalah beberapa tembang masa kecil itu. 1. Gundul Gundul Pacul Gundul-gundul paculcul gembelengan . 180 334 421 449 195 81 280 166

lagu e dayohe teko e gelarno kloso