Maksuddan tujuan dari penulisan E-BOOK ini tidak lain sebagai informasi dan "meluruska n" dari tuduhan golongan yang tidak sepaham dengan amalan-ama lan warga nahdliyin, sehi
Halodoc, Jakarta - Pengurusan jenazah pasien virus corona tidak boleh sembarangan dilakukan. Sebab, bila tidak hati-hati, maka orang-orang yang mengurus jenazah tersebut bisa terinfeksi COVID-19. Nah, pertanyaannya seperti apa sih cara mengurus dan memakamkan jenazah pasien COVID-19? Berikut caranya menurut Kementerian Agama dan WHO. Baca juga Hadapi Virus Corona, Ini Hal yang Harus dan Jangan Dilakukan 1. Sebelum Memandikan Jenazah Petugas wajib menggunakan pakaian pelindung. Mulai dari sarung tangan hingga masker. Semua komponen pakaian pelindung harus disimpan di tempat yang terpisah dari pakaian biasa. Petugas tidak makan, minum, merokok, maupun menyentuh wajah saat berada di ruang penyimpanan jenazah, autopsi, dan area untuk melihat jenazah. Hindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh jenazah Selalu mencuci tangan dengan cairan antiseptik. Jika memiliki luka, tutup dengan plester atau perban tahan air. Sebisa mungkin, hindari risiko terluka dengan benda tajam. 2. Prosedur Bila Terkena Cairan Tubuh Jenazah Bila petugas mengalami luka tusuk yang cukup dalam, segera bersihkan luka dengan air mengalir Bila luka tusuk tergolong kecil, cukup biarkan darah keluar dengan sendirinya Semua insiden yang terjadi saat menangani jenazah harus dilaporkan kepada pengawas. Baca juga Ini yang Harus Diperhatikan saat Isolasi di Rumah Terkait Virus Corona Di samping itu, perawatan jenazah ketika terjadi wabah penyakit menular, umumnya juga melibatkan disinfeksi. Tak hanya itu, setelah seluruh prosedur perawatan dilakukan, semua bahan zat kimia atau benda lainnya yang tergolong limbah klinis, harus dibuang di tempat yang aman. 3. Petunjuk Pemakaman Proses pemakaman jenazah yang meninggal di rumah pasien dilakukan oleh petugas terlatih/petugas kesehatan. Berikut ini cara yang dilakukan Petugas yang mempersiapkan jenazah harus mengenakan sarung tangan sebelum kontak dengan jenazah. Jenis APD yang ditentukan dalam pemakaman COVID-19. Masyarakat dan keluarga tidak diperbolehkan menyentuh jenazah. Masyarakat dan keluarga yang mengikuti prosedur pemakaman harus mencuci tangan dengan sabun dan air setelah selesai proses pemakaman. Pemakaman dilakukan sesuai dengan norma nilai, agama dan budaya. Keluarga dan teman-teman dapat melihat jenazah sebelum dilakukan pemakaman. Orang dengan gejala pernapasan tidak boleh ikut dalam pemakaman atau penggunaan masker medis untuk mencegah penularan COVID-19. Petugas yang meletakan jenazah untuk dimakamkan harus mengenakan sarung tangan dan mencuci tangan dengan sabun dan air setelah proses penguburan. Anak-anak, orang dewasa dengan usia >60 tahun, dan orang memiliki penyakit imunosupresi tidak boleh berinteraksi langsung dengan jenazah. Masyarakat dan keluarga yang menghadiri pemakaman menjaga jarak fisik setiap saat, dan melaksanakan etika pernapasan dan kebersihan tangan. Barang-barang milik jenazah tidak perlu dibakar atau dibuang. Barang barang tersebut dibersihkan dengan deterjen diikuti oleh desinfeksi dengan larutan setidaknya 70 persen etanol atau 0,1 persen 1000 ppm pemutih. Pakaian dan kain lainnya milik jenazah harus dicuci dengan mesin air hangat di 60−90 derajat Celsius dan deterjen. Jika tidak menggunakan mesin cuci, linen direndam dalam air panas dan sabun menggunakan alat pengaduk dan berhati-hati untuk menghindari percikan. Kemudian, linen direndam dalam 0,05 persen klorin selama sekitar 30 menit selanjutnya dibilas dengan air bersih dan linen dikeringkan di bawah sinar matahari. Bila jenazah dikubur, lokasi penguburannya harus berjarak setidaknya 50 meter dari sumber air tanah yang digunakan untuk minum. Lokasi penguburan harus berjarak setidaknya 500 meter dari pemukiman terdekat. Jenazah harus dikubur setidaknya pada kedalaman 1,5 meter. Kemudian, ditutup dengan tanah setinggi satu meter. Jika terdapat jenazah lain yang hendak dikubur, jenazah tersebut sebaiknya dikubur di area terpisah. Bila keluarga ingin jenazah dikremasi, lokasi kremasi setidaknya harus berjarak 500 meter dari pemukiman terdekat. Menurut Menteri Agama, Fachrul Razi, khusus untuk jenazah muslim, pelaksanaan salat jenazah dilakukan di rumah sakit rujukan. Di samping itu, bisa juga dilakukan di masjid yang sudah dilakukan proses pemeriksaan sanitasi secara menyeluruh. Salat pun harus dilakukan tanpa menyentuh jenazah. Baca juga Kasusnya Meningkat, Ini 6 Cara Perkuat Sistem Imun Tangkal Virus Corona Selain itu, Majelis Ulama Indonesia MUI juga mengeluarkan fatwa mengenai jenazah pasien COVID-19. Menurut MUI, pengurusan jenazah yang terpapar COVID-19, terutama dalam memandikan dan mengafani, harus dilakukan sesuai protokol medis dan dilakukan oleh pihak berwenang, dengan tetap memperhatikan ketentuan syariat. Sementara itu, untuk mensalatkan dan menguburkannya dilakukan sebagaimana biasa dengan tetap menjaga agar tidak terpapar COVID-19. Bila dirimu mencurigai diri atau anggota keluarga mengidap infeksi virus corona, atau sulit membedakan gejala COVID-19 dengan flu, segeralah tanyakan kepada dokter. Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Dengan begitu, kamu tidak perlu ke rumah sakit dan meminimalkan risiko terjangkit berbagai virus dan penyakit Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play! Referensi Diakses pada 2020. Viral Keluarga PDP Corona Buka Plastik Jenazah, Begini Ceritanya. CNN Indonesia. Diakses pada 2020. MUI Terbitkan Fatwa Pengurusan Jenazah Terpapar Corona. MUI. Diakses pada 2020. Infografis Fatwa Penyelenggaraan Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah COVID-19. Diakses pada 2020. Tata Cara Memandikan dan Menguburkan Jenazah Korban Virus Corona COVID-19 - Diakses pada 2020. Bagaimana Cara Mengurus Jenazah Pasien Virus Corona? WHO. Diakses pada 2020. How to conduct safe and dignified burial of a patient who has died from suspected or confirmed Ebola or Marburg virus disease. Journal of Hospital Infection. Saunders Ltd. Diakses pada 2020. WHO Interm Guidance. Infection Prevention and Control for the safe management of a dead body in the context of COVID-19. Vol. 104.
Video Edukasi Mencuci Tangan dengan Baik dan Benar"Mencuci tangan dapat membantu kita dalam pencegahan Covid-19, apabila dengan cara yang baik dan benar. Di

SpiritKawanuaNews, Saat seseorang meninggal, mengurus jenazah adalah salah satu tugas yang harus dilakukan oleh keluarga atau orang-orang terdekatnya. Salah satu tugas penting yang perlu dilakukan adalah menyedekapkan tangan jenazah. Namun, tidak semua orang tahu bagaimana cara melakukan tugas ini dengan benar. Artikel ini akan memberikan panduan lengkap mengenai bagaimana cara menyedekapkan tangan jenazah yang benar. Kenapa Menyedekapkan Tangan Jenazah Penting? Menyedekapkan tangan jenazah adalah tindakan yang penting untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar tangan jenazah tidak bergoyang-goyang saat jenazah dipindahkan ke peti jenazah atau saat dimandikan. Selain itu, penyedekapan tangan juga sebagai tanda kesabaran keluarga terhadap kepergian orang yang mereka sayangi. Konsep Menyedekapkan Tangan Jenazah dalam Islam Dalam Islam, penyedekapan tangan jenazah disebut dengan istilah tahnik. Tahnik adalah salah satu sunnah ketika seorang muslim meninggal dunia. Konsep tahnik sendiri berasal dari kata “hanak”, yang artinya “menjulurkan sesuatu ke dalam mulut bayi yang baru lahir”. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, tahnik dilakukan dengan cara memasukkan jari-jari tangan ke dalam mulut bayi yang baru lahir. Namun, ketika seseorang meninggal, tangan jenazah disedekapkan untuk menandakan bahwa orang tersebut telah kembali kepada Tuhan. Prosedur Menyedekapkan Tangan Jenazah yang Benar Berikut adalah langkah-langkah untuk menyedekapkan tangan jenazah yang benar 1. Pertama, pastikan bahwa jenazah telah bersih dan siap untuk diurus. 2. Kemudian, letakkan jenazah di atas tempat tidur atau permukaan yang datar. 3. Posisikan tangan jenazah di atas perut atau dada dengan telapak tangan menghadap ke atas. 4. Ambil seutas kain atau pita, dan lekatkan tangan jenazah ke perut atau dada dengan rapat. 5. Pastikan bahwa kain atau pita tidak terlalu ketat sehingga tidak mengganggu pergerakan jenazah saat dipindahkan ke peti jenazah. 6. Ulangi langkah ini pada tangan yang lain. Tips Menyedekapkan Tangan Jenazah yang Aman Ada beberapa tips yang perlu diperhatikan saat menyedekapkan tangan jenazah untuk memastikan keselamatan dan keamanan prosesnya. Berikut adalah tips yang bisa diikuti 1. Pastikan jenazah dalam keadaan stabil Sebelum melakukan penyedekapan, pastikan jenazah sudah dalam kondisi stabil dan siap untuk diurus. Pastikan juga jenazah sudah dikebumikan atau dimakamkan sesuai dengan agama atau kepercayaan yang dianut. 2. Gunakan bahan yang aman Saat menyedekapkan tangan jenazah, pastikan menggunakan bahan yang aman dan tidak membahayakan kesehatan orang yang melakukan tugas ini. Bahan yang biasa digunakan seperti pita atau kain. 3. Pastikan tangan jenazah tidak terluka Saat menyedekapkan tangan jenazah, pastikan tangan jenazah tidak terluka atau terbuka. Jika tangan jenazah terluka, sebaiknya lapisi luka tersebut dengan kain atau plester agar tidak terbuka. 4. Jangan melakukan tindakan yang tidak diperlukan Selama proses menyedekapkan tangan jenazah, hindari melakukan tindakan yang tidak diperlukan atau mengganggu keamanan jenazah. 5. Gunakan alat pelindung diri Saat melakukan proses menyedekapkan tangan jenazah, pastikan untuk menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker untuk menghindari terjadinya penularan penyakit. Menyedekapkan tangan jenazah adalah tindakan yang penting untuk dilakukan dalam pengurusan jenazah. Dalam Islam, tahnik merupakan salah satu sunnah yang harus dilakukan saat seseorang meninggal dunia. Meskipun terlihat sederhana, namun penyedekapan tangan jenazah harus dilakukan dengan benar dan aman. Dengan mengikuti langkah-langkah dan tips yang telah disebutkan di atas, diharapkan proses penyedekapan tangan jenazah dapat berjalan dengan lancar dan aman bagi semua pihak yang terlibat. 384 total views, 4 views today

Untukmemandikan jenazah ini harus yang tahu persoalan memandikan jenazah, wara' dan dapat dipercaya (amanah/tidak mengumbar aib jenazah). Cara Memandikan Jenazah Sebelum jenazah dibawa ke tempat pemandian, hendaknya dipersiapkan dahulu kain kafan dan perlengkapanya secara sempurna, sehinnga jika jenazah selesai dimandikan bisa langsung
Semua bani adam nan bernyawa pasti akan mati, termuat masnusia. Semua itu sudah ditentukan Almalik dan kelestarian ini telah lain bisa dirubah makanya siapapun. Allah berfirman كُلُّ نَفْسٍ ذَا ٓ ئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sememangnya pada hari yaumul sajalah disempurnakan pahalamu. QS. Al Imran 185 يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Hai orang-orang nan beriman, takutlahberbaktilah dia kepada Allah, dengan sebenar-bermoral merembahbakti kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati, kecuali kamu berkecukupan dalam Selam. QS. Ali Imran102 Lalu bagiamana jika ada saudara muslim yang meninggal ? A. Apabila menemui koteng muslim yang hampir sampai kepada ajalnya hampir meninggal, maka hendaklah buat 1. bersangka baik kepada Allah 2. berwasiatlah kalau ia pergi barang milik 3. Hendaklah ia di talqinkan asuh baca bani adam yang akan meninggal dengan kalimat “LAA ILAAHA ILLA LLAH” 4. dan hadapkan ia ke arah qiblat 5. Tentang membacakan salinan Yaa-sin di sisi orang nan meninggal maka amalan tersebut tak ada dalilnya. B. Apabila koteng muslim telah meninggal maka kewajiban mukminat yang masih atma yakni 1. Memejamkan mata mayyit, memicing mulut, menyedekapkan tangan, dan meluruskan kakiknya 2. Mendo’akannya 3. Menutupnya dengan kain yang menyelimuti semua anggota tubuhnya. 4. Bersegera menyelenggarakan jenazahnya setelah yakin bahwa ia mutakadim betul-betul meninggal Memandikan, Mengkafani, Menyalatkan dan menguburkannya 5. Bersegera menyelesaikan hutang-hutangnya. 6. Kabarkanlah kepada kerabat dan kebalikan-temannya kaum muslimin. Pendirian MEMANDIKAN 1. Tahap Persiapan a. Siapkan panggung memangkalkan jenazah b. Siapkan air absah secukupnya c. Siapkan air nan dicampur daun bidara atau sabun cuci d. Siapkan air yang dicampur kapur barus 2. Tahap Pelaksanaan a. Letakkak jenazah plong tempat yang telah disiapkan, tempat tertutup b. Melepas perca penutup jenazah, sedangkan bagian kemaluan ditutup dengan kain alias yang tidak c. Memandikan jenazah dimulai dengan mengeluarkan dan membersihkan kotoran jenazah terlebih suntuk. d. Mulailah berusul anggota wudhu dan bagian sebelah kanan jika kuntum maka kontak rambut harus dibuka, dahulu rambut dicuci dengan baik e. Mandikanlah dengan ketentuan ganjil 3 atau 5 alias lebih semenjak itu dengan air stereotip, dengan air yang dicampur daun widara ataupun sabun colek dan ragil disiram dengan air yang dicampur kapur barus atau yang semisal. Cara no. d dan e bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut 1 Mulailah dari anggota wudhu dan fragmen sebelah kanan, siramlah air satu arah dengan suratan ganjil 3 alias 5 atau lebih 2 Miringkan jenazah ke kidal, kemudian fisik sebelah kanan dan punggungnya disiram, sehabis itu putaran kiri di curah dimiringkan ke kanan, kemudian ditelentangkan kembali 3 Siramlah dengan air yang dicampur daun bidara atau sabun bubuk 4 Siramlah dengan air yang dicampur kapur barus. f. keringkanlah dengan handuk. g. Menyusur rambut, dan jika layon adalah perempuan, maka Jalinlah rambut menjadi 3 pintal. h. Setelah selesai maka tutupilah mayat dengan tiras lakukan dibawa ketempat yang telah disediakan bagi selanjutnya dikafani. CATATAN 1. Laki-laki dimandikan oleh pria juga, dan wanita dimandikan oleh wanita juga. Terkecuali bagi suami-istri, bisa silih memandikan, karena ada dalil sunnah yang memperteguh amalan ini 2. Nan memandikan mayyit yakni manusia yang lebih memafhumi cara penyelenggaraan buntang/jenazah sesuai dengan sunnah Nabi Shalallahu alaihi wa sallam, lebih-lebih jika termasuk kerabat keluarga mayyit 3. Meliputi kehilangan yang ia dapati dari mayyit dan tidak menceritakan kepada individu lain 4. Kudus karena Tuhan semata kerumahtanggaan menjalankan urusan jenazah sonder merindukan pamrih dan terima kasih serta tanpa pamrih-maksud kebendaan. Karena Sang pencipta lain menerima amalan alam baka tanpa keikhlasan namun kepada-Nya. Prinsip MENGKAFANI JENAZAH Setelah selesai memandikan mayit, maka bangkai wajib dikafani. Cara mengkafaninya yaitu sebagi berikut 1. Siapkan wadah kerjakan meletakkan bangkai 2. Letakkan 7 tali di atas tempat nan telah disediakan dari pemimpin setakat kaki secara berarak 3. Letakkan 3 lapis kain kafan secara berurutan jikalau jenazahnya junjungan-junjungan, 4. Letakkan 5 lapis kejai jika jenazahnya putri, yang terdiri dari tiras basahan, busana kurung kain nan dilubangi bagi menjaringkan kepala, kerudung dan kain nan menutupi seluruh raga. 5. Lepaskan kain selubung dalam keadaan aurat patuh tertutup 6. Letakkan jenazah di atas reja kafan 7. Lipatkan perca kafan mulai dari sisi kanan ke sebelah kidal, lalu berbunga sebelah kiri ke jihat kanan 8. Ikatkan lawe dengan tali simpul pada sebelah kidal awak bangkai. 9. Mayat diberi wangi-wangian, kecuali jenazah nan sedang berihram ketika haji Hal-kejadian yang dianjurkan dalam penggunaan kain kafan a. Kain kafan berwarna putih b. Tidak boleh berfoya-foya kerumahtanggaan pemakain cemping kafan c. Kain kafan serta biayanya diambil dari harta si mayyit koteng, Jika si bangkai bukan memiliki harta, maka wajib bikin basyar yang diharuskan menafkahinya untuk membayar semua biaya di atas. Doang sekiranya terserah seseorang nan bersedekah lakukan biaya kepengurusan buntang tersebut, maka hal ini dibolehkan, cak agar jikalau sang mayit meninggalkan banyak harta yang melimpah. Jika sanak kerabat saling bersengketa, setiap orang ingin menanggung kepengurusan, pemandian, dan pengkafanan, maka didahulukan seseorang nan paling dekat pertalian rahim terhadap sang jenazah. Hal ini jika si buntang lain menyingkir wasiyat kepada siapapun Tulisan 1. Apabila si mayit meninggal dunia n domestik kejadian mengenakan kain ihram internal rangka menunaikan haji alias umrah, maka hendaklah dimandikan dengan air ditambah perasaan daun widara seperti nan telah dijelaskan di atas. Namun tidak teristiadat dibubuhi wangi-wangian dan tak perlu ditutup kepalanya cak bagi buntang pria. 2. Orang yang mati martir di medan perang tak teradat dimandikan, cuma hendaklah dimakamkan bersama rok yang melekat di tubuh mereka. Demikian pula mereka tidak perlu dishalatkan. 3. Bangkai janin nan sudah lalu berusia 4 bulan dirawat seperti sahih 4. Apabila terletak halangan untuk memandikan jenazah, maka memadai diganti dengan tayamum CARA MENSHALATKAN Mayat Sesudah sempurna dimandikan dan dikafani, maka sembahyangkanlah mayat itu dengan syarat-syarat shalat, yaitu 1. Niat yang ikhlas karena Allah 2. Takbir-lah habis bacalah Fatihah dan shalawat atas Nabi saw lewat takbir, tinggal berdo’alah dengan salih bagi bangkai, maka takbirlah dengan berdo’a, lampau takbirlah kemudian do’a dengan acung pada tiap mungkin takbir. Pendirian MENGUBURKAN JENAZAH 1. Sesudah dishalatkan, bawalah janazah itu ke pekuburan dengan cepat-cepat bukan berlari 2. iringilah anda dengan bepergian di sekelilingnya, dekat padanya, dengan bungkam dan janganlah kamu duduk sehingga janazah itu diletakkan. 3. Dan janganlah insan wanita meninggalkan mengiringinya 4. Dan apabila engkau meluluk janazah, meskipun janazah Ibrani, maka berdirilah sehingga melalui dia maupun diletakkan. 5. Dan kuburlah mayat itu dalam korok yang baik dan intern. 6. Buatlah baginya galian lahat yaitu mengincar liang kubur ke sebelah kiblat serta pasanglah di atasnya batu-bata bau kencur dalam kuba kaum muslimin. 7. Masukanlah mayat itu dari sebelah kaki kubur dan bacalah ketika meletakkannya intern kubur “Bismilla-hi wa ala- millati Rasu-lilla-h“. Yang menaruh jenazah yaitu kaum maskulin meskipun jenazahnya pemudi dan Para wali-wali si mayyit lebih berhak menurunkannya. 8. Bagi yang menanam jenazah amoi disyaratkan orang yang tak bersetubuh pada tadi malamnya, kemudian turunlah ke intern kuburnya dan tutuplah di atas kubur mayat wanita tahun dikuburnya. 9. Letakkanlah buntang itu menghadap qiblat. 10. Janganlah ia menguburkan jenazah sreg waktu matahari bersumber kecuali sesudah panjat, pada masa tengah-siang bolong rawi di jihat atas penasihat dan plong waktu rapat persaudaraan terbenam kecuali sesudah tenggelam, serta janganlah meninggikan kubur lebih berpangkal sejengkal. 11. Janganlah anda buat tembok di atasnya sahaja buatlah tera di atasnya dengan batu umpanyanya, lega arah kepalanya. 12. Dan taburilah dengan tanah dari arah superior tiga kali. 13. Dan kalau engkau start di kuba sedang kubur belum radu digali maka duduklah cenderung qiblat. 14. Jangan duduk di atas kuburan dan janganlah kamu berjalan di antara kuburan dengan rimba suku. 15. Bila sudah selesai menguburkan maka do’akanlah, mintakan ampun dan keabadian hati kerjakan mayat kecuali manusia kafir. Disarikan dari kitab Kompilasi Putusan Majelis Tarjid dan Tajdid Muhamamdiyah menJAWABpertanyaan, bagaimana Allah akan MENYIKSA karena DOSA/ maksiat, padahal telah Dia TAKDIR-kan hal itu atas manusia ? ----- Rasulullah saw bersabda: Allah berfirman:"Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kamu membuat kesalahan pada waktu malam dan siang, dan Aku mengampuni dosa-dosa semuanya, maka memohon ampunlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu. Jakarta - Tata cara memandikan jenazah sesuai sunnah sudah sepatutnya dipahami umat muslim. Utamanya, umat muslim dikenakan kewajiban atas jenazah saudara sesama muslimnya dalam hadits berikut,عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - - حَقُّ اَلْمُسْلِمِ عَلَى اَلْمُسْلِمِ سِتٌّ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ, وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ, وَإِذَا اِسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ, وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اَللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ, وَإِذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُArtinya "Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam." Beliau bersabda, "1 Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; 2 Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; 3 Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; 4 Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah mengucapkan 'alhamdulillah', doakanlah dia dengan mengucapkan 'yarhamukallah'; 5 Apabila dia sakit, jenguklah dia; dan 6 Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya sampai ke pemakaman." HR Muslim.Kewajiban yang dikenakan muslim lain untuk mengurus jenazah inilah termasuk pula memandikan jenazah di dalamnya. Meskipun kewajibannya bersifat fardhu kifayah yang artinya gugur bila sudah ada orang lain yang dikenai kewajiban ini, umat muslim dapat mengambil hikmah di baliknya sebagaimana yang disebut Rasulullah SAW dalam hadits tentang besarnya pahala bagi yang menghadiri pengurusan شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ . قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِArtinya "Barangsiapa yang menghadiri prosesi jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barangsiapa yang menghadiri prosesi jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth." Ada yang bertanya, "Apa yang dimaksud dua qiroth?" Rasulullah SAW menjawab, "Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar." HR BukhariTentunya, untuk mencapai keutamaan di balik pengurusan jenazah muslim, ada baiknya mengikuti panduan tata cara memandikan jenazah sesuai sunnah dari Rasulullah SAW. Mengutip Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian karya Dr Muh Hambali, M Ag, berikut tata cara beserta doanya baik bagi jenazah laki-laki maupun Cara Memandikan Jenazah Sesuai Sunnah dan DoanyaA. Tata cara memandikan jenazahLangkah-langkah memandikan jenazah ini menjadi bagian dari tata cara memandikan jenazah laki-laki dan perempuan sesuai sunnah. Berikut tahapnya,1. Periksa kuku jenazah, apabila panjang sebaiknya dipotong sehingga ukurannya normal2. Periksa rambut ketiak, jika panjang sebaiknya dicukur terlebih dulu. Untuk rambut kemaluan tidak perlu diperiksa atau dicukur3. Kepala jenazah diangkat sampai setengah duduk kemudian perutnya ditekan sehingga semua kotoran keluar dari tubuh4. Seluruh tubuh jenazah disiram sehingga kotoran yang keluar dari perut tidak ada yang menempel di tubuh5. Kemaluan dan dubur juga harus dibersihkan sehingga tidak ada kotoran yang menempel di bagian tersebut6. Saat membersihkan kemaluan dan dubur sebaiknya menggunakan sarung tangan supaya tidak menyentuh langsung area privat tersebut7. Setelah kotoran dalam perut sudah bersih, tahap selanjutnya adalah membasuh tubuh korban bagian kanan terlebih dulu mulai dari kepala, leher, dada, perut, paha, hingga kaki paling ujung8. Ketika membasuh, bagian tubuh juga harus digosok perlahan dengan handuk halus9. Jika sudah selesai, orang yang memandikan dapat membantu jenazah wudhu seperti ketika akan sholat. Namun tidak perlu memasukkan air ke hidung dan mulut, cukup dengan membasahi bagian tersebut dengan kain atau sarung tangan. Selanjutnya bibir, gigi, dan kedua lubang hidung jenazah harus Jenggot dan rambut jenazah harus dicuci dengan air yang dicampur daun bidara, yang sisanya bisa digunakan membasuh tubuh jenazah11. Jika sudah selesai, tubuh jenazah dikeringkan dengan handuk dan proses selanjutnya adalah mengkafani Doa memandikan jenazahSebelum memandikan jenazah, umat muslim perlu mendahuluinya dengan bacaan niat dalam hati. Berikut bacaan lengkapnya,Untuk jenazah laki-lakiنَوَيْتُ الْغُسْلَ اَدَاءً عَنْ هذَاالْمَيِّتِ ِللهِ تَعَالَىBacaan latin Nawaitul ghusla adaa'an haa-dzal mayyiti lillahi ta'aalaArtinya "Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit laki-laki ini karena Allah Ta'ala."Untuk jenazah perempuanنَوَيْتُ الْغُسْلَ اَدَاءً عَنْ هذِهِ الْمَيِّتَةِ ِللهِ تَعَالَىBacaan latin Nawaitul ghusla adaa'an 'an haadzihil mayyitati lillaahi ta'aalaArtinya "Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit perempuan ini dikarenakan Allah Ta'ala."Selain tata cara memandikan jenazah dan doanya di atas, Rasulullah SAW juga mengajarkan sunnah dalam memandikan jenazah. Dalam haditsnya, beliau menganjurkan penggunaan air daun samping itu, memandikan jenazahnya cukup dilakukan satu kali saja dengan catatan bisa lebih jika diperlukan. Setelah dimandikan, tubuh jenazah juga sebaiknya diberi wangi-wangian, seperti dengan kapur atau sejenisnya. Simak Video "Kronologi Hilangnya Jasad Jeff Machado Selama 4 Bulan" [GambasVideo 20detik] rah/lus
wwwdiduniadownload.blogspot. com www.ac-zzz.tk. Menyingkap Karen Richard Baer www.ac-zzz.tk. Richard Baer,2007 Diterjemahkan dari Switching Time: A Doctor's Harrowing Story of Treating a Woman with 17 Personalities karya Richard Baer, terbitan Crown Publishers, New York, 2007 Hak terjemahan Indonesia pada Serambi Dilarang mereproduksi atau memperbanyak seluruh maupun sebagian dari buku ini
. 210 430 92 150 410 64 199 170

bagaimana cara menyedekapkan tangan jenazah yang benar